Pengetahuan Dasar Bermain Drama ( ETIKA DAN ESTETIKA )

Drama adalah kehidupan manusia di dalam pentas atau panggung. Tidak banyak berbeda antara kehidupan drama dengan kehidupan sebenarnya. Drama adalah simbol-simbol kehidupan dengan tataran yang lebih kecil daripada kehidupan di panggung jagad raya.

Pengetahuan Dasar Bermain Drama ( ETIKA DAN ESTETIKA )


          Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Dengan melihat drama anda seolah melihat kejadian kehidupan dalam masyarakat, sehingga drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, potret pahit manis, hitam putih kehidupan ini. Apabila dalam kehidupan terdapat banyak norma, aturan, dan moral yang kemudian disebut etika, maka dalam dunia pentas akan menggambarkan semua etika tersebut dalam wujud estetika. Dengan kata lain drama adalah etika yang diestetikakan.

A.   Etika

          Dari segi etimologi, istilah etika berasal dari bahasa Latin ethicus, dan dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, tindakan yang dikatakan baik, apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan- pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.   Oleh karena itu, orang sering memakai istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat susila. Etika tidak membahas keadaan manusia melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku benar sesuai dengan tuntutan masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai berikut :

a.     Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk mengenai hak dan kewajiban moral (akhlak).
b.     Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c.      Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika juga disebut sebagai ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan (norma-norma) yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1)    Peranan Etika

          Dalam kegiatan kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan orang lain melalui berbagai bentuk, seperti hubungan bapak-ibu, atasan-bawahan, guru-murid, suami dan istri. Tidak ada suatu kegiatan yang dapat dilakukuan seseorang tanpa bantuan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Etika mengajarkan manusia untuk mengetahui dan menjalankan perilaku yang baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan agama.

          Dalam kehidupan sehari-hari pula, kita harus dapat menerapkan etika ke dalam berbagai bentuk kegiatan seperti bergaul, bertamu, menghadap atasan, berdagang, dan sebagainya. Orang yang memiliki etika bergaul maka yang bersangkutan akan memiliki banyak teman, relasi, sahabat karena orang tersebut mengetahui bagaimana bergaul yang baik dan tidak pernah menyakiti hati teman bergaulnya. Demikian juga dengan bertamu yang baik, tamu akan memperhatikan beberapa hal seperti waktu, sikap, keperluan, dan sebagainya.

          Etika juga akan sangat dipengaruhi oleh budaya-budaya tertentu seperti agama, daerah, status sosial, tingkat pendidikan, register, dan gender. Etika yang berkaitan dengan agama, orang akan bertingkah laku yang sesuai dengan ajaran agamanya, etika yang berkaitan dengan daerah, orang akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku di daerahnya, dalam hal ini Jawa merupakan sentral budaya yang penuh dengan etika. Demikian juga dengan etika yang berhubungan dengan tingkat pendidikan, seseorang yang tingkat pendidikannya tinggi, sikap dan perilakunya harus mencerminkan pendidikannya.

2)    Perbedaan Etika dan Etiket
         
          Etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sama, keduanya dipergunakan secara bergantian. Tetapi sebenarnya kedua istilah tersebut tidak sama apabila dilihat dari pelaksanaannya, etika mempunyai pengertian yang lebih luas dari istilah etiket. Etiket merupakan perwujudan dari etika, apabila etika merupakan norma yang baik untuk menjalani kehidupan, maka etiket merupakan wujud perilaku-perilaku manusia dalam kehidupan tersebut. Misalnya cara berpakaian, cara bertamu, cara menghadap atasan, dan sebagainya. Etiket lebih menitik beratkan pada tata aturan sikap dan perbuatan yang lebih bersifat jasmaniah atau lahiriah.


B. Estetika
         
          Estetika adalah keindahan, dalam konsep seni, estetika dapat diartikan sebagai kaidah seni yang indah. Kaidah seni sendiri memiliki beberapa kreteria seperti selaras, seimbang, utuh, dan mudah dipahami. Selaras yang dimaksud adalah adanya kesesuaian antar unsur sehingga menimbulkan suatu keindahan. Seimbang adalah bentuk penyajian yang tidak timpang dengan kenyataan atau faktanya. Utuh merupakan kesatuan dari berbagai ragam warna permasalahan kehidupan. Mudah dipahami yaitu dapat memberikan hubungan yang manusiawi bagi orang yang menikmati keindahan tersebut.

C. Etika dan Estetika dalam Bermain Drama
         
          Di atas sudah diuraikan bahwa drama adalah kehidupam manusia yang diproyeksikan dalam bentuk pementasan, sehingga drama merupakan potret kehidupan manusia, potret suka duka, potret pahit manis, potret hitam putih kehidupan di alam semesta. Semua permasalahan hidup di dunia dan perilaku manusia dalam kehidupan merupakan bahan baku sebuah naskah drama. Oleh karena itu ketika semua permasalahan hidup di dunia tercermin dalam etika dan semua perilaku manusia terwujud dalam etiket itu berarti pementasan drama di panggung merupakan proyeksi sebuah etika dengan berbagai etiketnya.

          Drama merupakan karya estetika, para pelaku drama diharapkan dapat menghasilkan karya pementasan yang indah, artinya lakon drama yang dipentaskan adalah etika permasalahan kehidupan di jagad raya ini, peran yang dilakonkan oleh setiap tokoh dalam drama merupakan estetika perilaku manusia di alam semesta ini.

Seorang pemain drama yang berperan menjadi seorang direktur perusahaan maka dia harus mengetahui etiket seorang direktur, apabila dia bisa memerankan dengan baik dan penuh dengan penghayatan, berarti dia bisa memberi keindahan pada penontonnya tentang karakter direktur, itulah yang kemudian disebut sebagai estetika seorang direktur. Demikian juga seseorang yang akan berperan menjadi orang gila, dia harus berestetika orang gila. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa drama merupakan etika yang diestetikakan.

Pertanyaan :

1.     Tanyakan kosakata-kosakata yang belum kamu ketahui maknanya!

2.     Sebutkan bagian-bagian dari artikel tersebut !

3.     Sebutkan ide utama pada masing-masing bagian !

4.     Jelaskan bagaimana etika yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam kehidupannya, baik dalam tugas maupun diluar tugas ?

Ungkapkan ulasan pendapatmu tentang topik dalam artikel tersebut !

Subscribe to receive free email updates: