DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMIDIAL

DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMIDIAL

DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN REMIDIAL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk membimbing seseorang agar mampu meningkatkan suatu kemampuan yang ada di dalam diri orang tersebut baik secara spiritual, sikap, tingkah laku, dan pengetahuan.

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 disebutkan tentang tujuan pendidikan yakni: “ mengembangkan potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab”.Oleh karena itu sudah menjadi tugas guru sebagai pembimbing dan pendidik siswa untuk mampu meningkatkan kompetensinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari hingga dapat menggambil peran di dalam kehidupan bermasyarakat kelak

Di Indonesia terdapat 3 macam lembaga pendidikan, salah satunya adalah lembaga pendidikan formal yang dimana lembaga ini menyediakan fasilitas bagi seorang siswa untuk endapatkan pendidikan yang laya seperti SD/ Madrasah , SMP/ MTS, SMA/MA dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Fakihuddin (2007: 61) yang menyatakan bahwa: “ Salah satu tugas lembaga pendidikan formal adalah menciptakan kesempatan yang seluas- luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya seomptimal mungkin sesuai dengan pontensi yang dimilikinya dan sesuai pula dengan lingkungan yang tersedia’’.

Namun, terdapat pula permasalahan yang dialami seorang guru dalam membimbing atau mendidik siswanya. Salah satunya adalah hasil belajar siswa yang rendah, siswa yang tinggal kelas, siswa yang sulit menyelesaikan tugas tugas dan lain sebagainya. Dari hal tersebut dapat memungkinkan jika siswa itu mengalami kesulitan belajar.

1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian Diagnostik kesulitan belajar?
1.2.2. Apa saja macam- macam kesulitan belajar?
1.2.3. Bagaimana Langkah- langkah diagnostik kesuliatan belajar?
1.2.4. Apa pengertian pembelajaran remidial?
1.2.5. Bagaimana langkah- langkah pembelajaran remidial (ilustrasi kasus)?
1.2.6. Bagaimana relevansi diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remidial?
1.2.7. Bagaimana diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remidial sebagai sarana efektif peningkatan mutu guru dan siswa ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk memahami pengertian Diagnostik kesulitan belajar.
1.3.2. Untuk mrngetahui macam- macam kesulitan belajar.
1.3.3. Untuk mengetahui langkah- langkah diagnostik kesuliatan belajar.
1.3.4. Untuk memahami pengertian pembelajaran remidial.
1.3.5. Untuk mengetahui langkah- langkah pembelajaran remidial (ilustrasi kasus).
1.3.6. Untuk mengetahui relevansi diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remidial.
1.3.7. Untuk mengetahui diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remidial sebagai sarana efektif peningkatan mutu guru dan siswa.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Diagnostik Kesulitan Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diagnostik adalah ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada. Sedangkan menurut Torndike dan Hagen (1955:530-532) di dalam Fakihuddin (2007: 62) menyatakan bahwa:

1) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala- gejalanya (syimptoms). 2)  Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan- kesalahan, dan sebagainya yang esensial. 3) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala- gejala atau fakta tentang suatu hal.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa diagnosis merupakan suatu upaya untuk menemukan jenis penyakit atau kelemahan berdasarkan gejala yang dialami sesorang melalui studi kasus, dan setelah melaksanakan studi dilaksanakan upaya untuk mendapatkan pemecahan masalah. Sedangkan dalam pengertian kesulitan belajar menurut Jamaris (2014: 3) menyatakan bahwa:
“ Kesulitan belajar adalah suatu kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak mudah untuk ditetapkan karena faktor tersebut bersifat kompleks. Bahkan faktor penyebab tersebut tidak dapat diketahui, namun mempengaruhi kemampuan otak dalam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam belajar bidang- bidang studi tertentu.”

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwah diagnostik kesulitan belajar adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami, dan menetapkan sifat kesulitan belajar, faktor- faktor yang menjadi penyebabnya serta mencari solusi dan cara menanggulanginya

2.2. Macam- Macam Kesulitan Belajar
Menurut Jamaris (2014: 17) menyatakan bahwa: “ secara umum kesulitan belajar terdapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu kesulitan verbal dan kesulitan nonverbal yang berpengaruh pada pemerolehan, pengorganisasian, penyimpanan, pemahaman, dan penggunaan informasi, sehingga kesulitan dalam mengoprasikan pikiran dan mempengaruhi fungsi intelektual secara umum”
Sedangkan menurut Kirk dan Gallagher (1986: 33) menyatakan bahwa: “ Klasifikasi pertama bekaitan dengan aspek-aspek yang menyangkut kesulitan dalam mempelajari tugas- tugas perkembangan yang mencangkup kesulitan dalam memusatkan perhatian, kesulitan mengingat informasi, kesulitan presepsi dan preseptual motorik”.

Merujuk dari pemaparan di atas dapat dinyatakan bahwa kesulitan belajar terbagi menjadi dua bagian yakni secara verbal dan nonverbal yang mencangkup sebagai berikut:

• Kemampuan berbahasi lisan yang mencangkup, mendengar berbicara dan memahami pembicaraan,
• Kemampuan membaca yang mencangkup encoding, pengetahuan tentang fonetik, pengenalan dan pemahaman arti kata,
• Kemampuan menulis, yang mencangkup mengeja, menulis, dan mengarang,
• Kemampuan matematika, yang mencangkup berhitung dan pemecahan masalah.

Dan secara:
• Kesulitan dalam Pemusatan Perhatian
 Kesulitan perhatian mencangkup kesulitan dalam memusatkan perhatian (Inattention) adalah kesulitan mefokuskan perhatian pada suatu kegiatankesulitan dalam menghentikan perhatian (overattention)

• Kesuliatan Mengingat
Kesuitan mengingat apa yang telah dilihat dan di dengar merupakan salah satu kesulitan belajar, kerna kemampuan berfikir sangat erat hubungannya dengan kemampuan mengingat hal- hal yang telah dialami yang memberikan informasi dalam mengoprasikan kemampuan berfikir.

• Kesulitan Berpikir
Merupakan salah penyebab kesulitan belajar karena  kesulitan berfikir adalah kemampuan dalam mengoprasikan kemampuan kognitif yang mencangkup kemampuan memformasikan konsep dan mengasosiakan formasi konsep dalam memecahkan masalah.

• Kesulitan Bahasa
Secara umum, anak yang mengalami kesulitan bahasa tidak berbicara seperti anak- anak sebayanya dan tidak dapat merenspons secara tepat terhadap berbagai pertanyaan verbal seperti sapaan, perintah, permintaan, dan lain- lain. kesulitan bahasa akan menjadi penyebab kesulitan belajar.

• Kesulitan Presepsi dan Perseptual Motor
Anak yang mengalami kesulitan dalam persepsi tidak dapat memahami petunjuk arah di jalan, tidak dapat memahami kata- yang tertulis dan simbol- simbol visual lainnya. Selanjutnya, ia tidak dapat memahami arti dari suatu gambar yang dilihatnya atau suara yang didengarnya.

2.3. Langkah- Langkah Diagnostik Kesuliatan Belajar
Menurut Fakkihuddin  (2007: 67) menyatkan bahwa: “terdapat enam langkah pokok, yaitu a) Identifikasi murid yang diduga mengalami kesulitan belajar, b) jenis dan sifat kesulitannya, c) jenis dan sifat kesulitannya,d) perkiraan kemungkinan bantuan, e) penetapan cara mengatasinya baik secara kuratif atau preventif, f) tindak lanjut”.

Keenam langkah diatas akan dirinci lebih laanjut dalam uraian singkat dibawah ini.
a) Identifikasi Murid Yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar
Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, yakni:

1) Menandai murid dalam satu kelas atau satu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik secara umum ataupun secara khusus dalam mata pelajaran.

2) Caranya yaitu dengan jalan memabandingkan posisi atau kedudukan murid dalm kelompoknya atau dengan kriteria tingkat keberhasilan yang telah kita tetapkan, untuk suatu mata pelajaran atau bahan terentu,

3) Teknik yang dapat ditempuh bermacam- macam antara lain:
• Meneliti nilai ulangan yang tercantum dalam laporan atau record, dan kemudian dibandingkan dengan rata- rata kelasnya,
• Menganalisis hasil ulangan yang dibuatnya dengan kesalahan yang dibuatnya,
• Obserasi dalm proses belajar anak: memeriksa buku catatan pribadi.

b) Lokalisasi Jenis dan Sifat Kesulitannya
Secara umum, kesulitan belajar disebabkan oleh kelainan dalam salah satu atau lebih proses yang berkaitan dengan menerima informasi, proses berpikir, peoses mengingat dan proses belajar. Howard dan Orlansky (184:121, krik dan Callagher  (1986:200) dan Lovit (1989:5) di dalam Jamaris (2014: 17) menjelaskan berbagai faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar yaitu: “ 1) Kerusakan yang terjadi pada susunan saraf pusat, 2) ketidakseimbangan bio kimia, 3) keturunan, 4) lingkungan, dan 5) pengaruh teratogenic ( zat kimia/ obat- obatan).”

Untuk mengenali faktor penyebab diatas tidaklah mudah karena terdapat beberap faktor dapat diketahui dengan menggunakan alat yang dilakukan oleh ahlinya. Namun dengan perhatian guru, guru mampu mengenali karakteristik siswanya dengan cara sebagai berikut:

• Mengamati tingkah laku atau kebiasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran tertentu.
• Mengamati tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas- tugas yang diberikan di kelas.
• Berusaha untuk mengetahui kebiasaan dan sikap belajar siswa di rumah melalui kunjungan rumah,
• Mendapatkan kesan tanggapan guru lain.

c) Jenis dan Sifat Kesulitannya
Ketika susdah mendapatkan murid yang kemungkinan mengalami kesulitan belajar maka tetapkan dahulu murid mana yang akan dijadikan kasus dan perlu segera mendapatkan pertolongan.
1) Temukanlah dan tetapkan pada aspek mana dalam mata pelajaran tersebut anak mengalami kesulitan. Tentusaja mata pelajaran yang berbeda meiliki aspek kesulitan yang berbedapula. Kerja sama antar guru terutama dengan wali kelas dengan guu mata pelajaran akan sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya. Kita juga dapat mengidentifikasi sifat dan letak kesulitan secara umum.

2) Cara yang di gunakan guru antara lain:
• Tes diagnostik yang dapat dibuat oleh guru mata pelajaran.
• Menganalisis dan membandingkan hasil bebeapa ulangan yang pernah dikerjakannya
• Memeriksa buku catatan
Mungkin juga data diatas dapat diperoleh dengan bantuan atau lembaga lain yang mempunyai hubungan erat dengan kehidupan sekolah. Cara dan alat tersebut antara lain:

• Tes kecerdasan
• Tes bakat khusus
• Skala sikap baik yang sudah standar maupn yang secara sederhana bisa dibuat oleh guru
• Inventory
• Wawancara dengan murud yang besangkutan
• Mengadakan observasi yang intensif, baik di dalam maupun luar kelas
• Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua atau teman-temannya bila dipandang perlu

d) Perkiraan Kemungkinan Bantuan
Ketika kita sudah mengetahui letak kesulitan, jenis dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya dan faktor- faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar murud, maka kita dapat memperkirakan hal- hal berikut ini.
1. Apakah murid tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami murid tertentu
3. Kapan dan di mana pertolongan itu dapat diberikan
4. Siapa yang dapat memberika pertolongan
5. Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara efektif
6. Siapasajakah yang harus diikutsertakan dalam menolong siswa, tersebut, dan apakah peranan atau sumbangan yang dapat diberikan oleh masing-masing pihak dalam menolong siswa tersebut. Dan sebagainya

e) Penetapan Kemungkinan Cara Mengatasinya
Menyusun suatu rencana atau beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan yang dialami murid tertentu.
1. Cara- cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami murid tersebut
2. Menjaga agar kesulitan serupa jangan sampai terulang. Ada baiknya rencana ini didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak- pihak yang dipandang berkepentingan yang kelak diperkirakan akan terlibat dalam pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan seperti wli kelas, guru, orang tua,pembimbing, dokter dan ahli lainya. Secara khusus kegiata ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang tahu persis tentang berbagai kesulitan yang biasa di alami murid dalam mata pelajarannya

f) Tindak Lanjut
Kegiatan ini adalah melakukan pengajaran remidial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan tidak lanjut ini berupa:
1. Menjelaskan bantuan berupa melaksanakan pengajaran remidial pada mata pelajarana tertentu, pada aspek tertentu yang dilakukan oleh guru, dibantu guru pembimbing atau counselor dan pihak lain yang dianggap dapat menciptakan suasana elajar siswa yang penuh motivasi.
2. Membagi tugas dan peranan orang- orang tertentu ( wali kelas an guru pembimbing) dalam memberikan bantuan kepada siswa dan kepada guru yang sedang melaksanakan kegiatan pengajaran remidial.
3. Senantiasa mengecek dan ricek pemahaman mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun mengecek tepat guna program remidial yang dilakukan untk setiap saat diadakan revisi dan supervisi,
4. Mentransfer atau merefer siswa yang menurut perkiraan kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan dan wewenang guru atau guru pembimbing ataupun konselor sekolah.transfer kasus semacam ini dapat dilakukan oleh orang atau lemaga lain (psikologi,psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi dan sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat dan lebih tepat membantu siswa yang dihadapi.

2.4. Pengertian Pembelajaran Remidial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pembelajaran Remidial (Remidial Teaching) mendefinisikan bahwa “Remedial”dan “Teaching”.Berasal dari dua kata yaitu, kata Remedial yang berarti bahwa: Pertama, berhubungan dengan perbaikan, pengajaran ulang bagi murid yang hasil belajarnya jelek. Kedua, Remedial berarti bersifat menyembuhkan.Sedangkan Teaching yang berarti “pengajaran” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti: Proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan, Perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar.Berikut ini beberapa pendapat para pakar pendidikan tentang pengertian Pembelajaran remidial atau remedial teaching adalah sebagai berikut:

a) Menurut Ahmadi dan Supriyono mendefinisikan remedial teaching adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi baik. Program remedial ini diharapkan dapat membantu siswa yang belum tuntas untuk mencapai ketuntasan hasil belajarnya. Pengajaran remedial juga bisa dikatakan sebagi pengajaran terapis atau penyembuhan artinya yang disembuhkan dalam pengajaran ini adalah beberapa hambatan atau gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga perbaikan pribadi dan sebaliknya.

b) Menurut Ischak S.W dan Warji R. memberikan pengertian Remedial Teachingyaitu: Kegiatan perbaikan dalam proses belajar mengajar adalah salah satu bentuk pemberian bantuan. Yaitu pemberian bantuan dalam proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan disusun secara sistematis.

c)Menurut M. Entang Pengertian Remedial Teaching adalah Segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar. Faktor -faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan mengatasinya. Baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin.

d)Menurut Abdurrahman menyatakan bahwa remedial teaching pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya peserta didik yang belum mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Remedial Teaching adalah sebagai suatu bentuk pengajaran khusus, yang dtujukan untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

2.5. Langkah- Langkah Pembelajaran Remidial (Ilustrasi Kasus)
Hal – Hal yang perlu dilakukan seorang guru sebelum menyusun program/rencana pelaksanaan program remedial Menurut pendapat  M. Enteng yang dikutip oleh Bistok, dkk. (1984) di dalam Fakihudin (2007: 115).  Sebagai berikut :
2.5.1. Menelaah Kembali Siswa Yang Akan Diberikan Pengajaran Remedial
Kegiatan ini dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih definitif mengenai seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor penyebab kelemahan tersebut. Apakah siswa itu masih bisa ditolong oleh guru atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama waktu yang diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagaimana.
2.5.2. Alternatif Tindakan
Jika telah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa yang memerlukan bantuan, selanjutnya direncanakan alternatif tindakan yang sesuai dengan karakteristik kesulitan yang dihadapi siswa. Alternatif tindakan bisa berupa:
a) Siswa disuruh mengulangi materi pokok yang telah diajarkan dengan memberikan petunjuk, antara lain :
- Menandai dan menunjukan bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa.
- Membuat pertanyaan yang bertujuan mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tersebut.
- Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.
- Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar mempermudah pemahaman terhadap bahan utama yang sedang dipelajari.
- Menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi atau menjawab pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
- Memperjelas berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat dalam materi utama.

b) Disuruh mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan pembelajaran yang telah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama. Perlu juga guru memberikan arahan tentang :
- Kegiatan apa saja yang harus dikerjakan siswa
- Bahan apa saja yang dapat menunjang kegiatan yang sedang dilakukan
- Bagian mana yang harus mendapatkan penekanan khusus (oleh siswa)
- Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan perhatian terhadap inti masalah.
- Cara yang sebaiknya (ditempuh siswa) untuk menguasai bahan tersebut

c) Bila kesulitan belajar siswa bukan semata-mata kesulitan dalam belajar, tetapi lebih disebabkan oleh faktor lain seperti : sikap negatif terhadap guru, masalah yang terkait dengan keadaan orang tua, teman sebaya, karena lambat belajar, potensi di bawah rata-rata, dan sebagainya. Maka :
-Siswa tersebut terlebih dahulu harus diberikan pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Layanan bimbingan ini bisa dalam bentuk pelayanan individual atau kelompok. Dalam hal ini guru bidang studi tidak bisa menangani sepenuhnya tetapi membutuhkan bantuan konselor, psikiater dan ahli lainnya.
- Jika masalah ini dapat diatasi, barulah bisa dilaksanakan pengajaran remedial seperti butir a dan b. 

2.5.3. Evaluasi Pengajaran Remedial
Pada akhirnya kegiatan remedial hendaknya dilakukan evaluasi kembali. Sudah sejauh mana pengajaran remedial tersebut telah dapat meningkatkan prestasi siswa. Tujuan yang paling utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya kriteria tingkat keberhasilan minimum yang diharapkan, misalnya 75% atau 80% (tergantung dari kebijakan sekolah masing-masing). Bila ternyata masih belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Siklus yang sama akan berlanjut hingga kriteria minimal kelulusan tercapai.
Setelah prosedur pengajaran remedial (butir 1 dan 2c) dapat diatasi, barulah ditentukan langkah-langkah penyusunan pengajaran remedial untuk dapat melaksanakan pengajaran remedial butir 2a,b, dan nomor 3.

Berikut disajikan langkah-langkah penyusunan pengajaran remedial, yaitu :

1. Tujuan Pembelajaran
Dalam langkah pertama ini, seorang guru dituntut untuk menentukan pengajaran remedial yang akan dicapai oleh siswa yang akan mengikuti pengajaran tersebut. Menjelaskan secara jelas tujuan apa saja yang harus dicapai untuk setiap kegiatan pengajaran remedial.

2. Penentuan Pokok Bahasan/Bahan yang akan Diremedial
- Dalam langkah kedua ini, terlebih dahulu diketahui pokok bahasan/materi apa saja yang akan dibuat remedialnya. Tulislah materi/komponen mana saja yang belum tercapai oleh siswa tersebut.
- Menentukan berapa kali program remedial itu akan dilaksanakan, sehingga dapat merencanakan waktu yang tepat.

3. Cara Memberikan Perbaikan (Strategi) pada Langkah ini Seorang Guru Dituntut untuk Memerhatikan Hal-Hal Berikut :
a. Apakah akan memberikan perbaikan dengan cara mengganti metode pengajaran yang telah dilaksanakan dengan metode mengajar yang lain. Misalnya :
- Metode pemberian tugas
- Metode diskusi
- Metode kerja kelompok
- Pemodelan, atau
- Metode lain yang merupakan penggabungan dari berbagai metode yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan pengajaran remedial.

b. Menyuruh siswa membaca buku sumber yang mengandung konsep yang sama.
c. Kegiatan memakai tutor sebaya.

4. Waktu yang Digunakan untuk Melaksanakan Pengajaran Remedial
Bila langkah 1-3 sudah dilakukan dengan baik, tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk program remedial tersebut. Misalnya :
- Berapa kali dilaksanakan remedial bahasa indonesia itu ?
- Berapa lamanya
- Hari apa saja
- Pukul berapa

5. Tempat Pelaksanaan
- Di mana akan dilaksanakan program remedial itu ?
- Di kelas atau
- Di perpustakaan atau
- Di tempat lain yang menunjang tercapainya program remedial tersebut.

6. Alat dan Media Pembelajaran
Guru dituntut dapat menentukan media atau alat apa saja yang dibutuhkan, sehingga dapat mempermudah dan memperjelas keterangan materi yang disajikan.

7. Evaluasi
Langkah ini yaitu dapat mengetahui sejauh mana pengajaran remedial yang telah dilaksanakan diserap oleh siswa tersebut. Terjadi peningkatan atau tidak. Apakah KKM yang diharapkan misalnya 75% atau 80% dapat mereka kuasai atau tidak.

8. Analisis
Setelah dianalisis ada siswa yang belum berhasil, hendaknya dilakukan kembali kegiatan prognosis dan pengajaran remedial berikutnya sampai siswa mendekati kemampuan optimal atau pencapaian tujuan/kompetensi pembelajaran yang telah ditentukan.

2.6. Relevansi Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remidial
Pada dasarnya siswa mengalami kesulitan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan diagnosis kesulitan belajar untuk mengetahui penyebab, faktor dan mencari pemecahann masalah bagi siswa. Menurut Jamaris (2013: 10) menyatakan bahwa “kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang tidak dapat disembuhkan apabila mendapatkan pelayanan intervensi yang tepat maka individu yang mengalami masalah kesulitan belajar akan mengalami kesuksesan dalam belajar dan berkarir”. Maka dari itu pendidik harus mencri solusi atu penanggulangan dari masalah tersebut, teknik yang digunakan pada saat ni adalah pembelajaran remidial atau biasa di sebut dengan pengajaran remidial.

Pengajaran remidial merupakan salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui suatu pendekatan dan teknik tertentu, hal ini dimaksudkan untuk membetulkan dan memperbaiki atau menyembuhkan sebagian atau keseluruhan (ketidaklengkapan) proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam keseluruhan proses belajar mengajar disekolah, pengajaran remedial memegang peranan penting terutama dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajaran remidial merupakan pelengkap pengajaran secara keseluruhan karena beberapa hal dibawah ini :
- Adanya perbedaan individu.
- Prestasi belajar yang setingkat tidaklah selalu sama. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan sebagai berikut “setiap individu yang ada didalam sekolah bahkan ada didalam kelas mempunyai pengalaman yang berbeda, mempunyai persepsi belajar yang tidak sama, mempunyai kelebihan dan kekurangan yang bervariasai, mempunyai minat dan perhatian yang berbeda”.
Akibat perbedaan pengalaman individu siswa didalam kelasnya timbul beberapa perbedaan persepsi terhadap materi yang diberikan, sehingga akan mempengaruhi perbedaan prestasi belajar.
- Guru mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar dalam proses perkembangan siswa. Disamping sebagai pengajar guru juga sebagai pembimbing.
- Pelaksanaan bimbingan disekolah perlu ditunjang oleh kegiatan belajar mengajar sebaik-baiknya

2.7. Diagnostik Kesulitan Belajar Dan Pembelajaran Remedial Sebagai Sarana Efektif Peningkatan Mutu Guru dan Siswa
Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, pengajaran remedial adalah suatu upaya untuk memeperbaiki prestasi belajar siswa dengan tukjuan yang telah ditetapkanm sehingga dapat dikatakan pembelajaran remidial merupakan upaya guru untuk memperbaiki dan meningkakan mutu belajar siswa.
Jadi sudah tugas guru harus dapat menditeksi kesulitan belajar siswanya, seorang guru hendaklah dapt menyusun tes diagnostik karena program remidial membutuhkan tes diagnostik yang terandalkan sehingga mampu menyusun program remidial yang sesuai dengan siswa yang menagalami kesulitan belajar. Berikut maerupakan manfaat yang didapat jika guru mampu menerapkan diagnostik kesulitan belajar dan pembelajaran remedial menurut Fakihuddin (2007: 20):
(1) siswa lebih memahami dirinya, tetutama prestasi belajarnya, (2) siswa dapat mengubah atau memperbaiki caa belajar, (2) siswa diberikan kemungkinan untuk memilih materi dan fasilitas belajar yang tepat, (3) membantu siswa untuk mengatasi hambatan- hambatan yang menjadi penyebab kesulitan beljarnya, (4) siswa yang tertinggal dalam belajar diharapkan dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan baru.

Merujuk pada pernyataan di atas bahwa dengan kesulitan belajar dapat membantu dari segala aspek dai memahami diri sendiri, meningkatkan prestasi, memperbaiki cara belajar dan membantu siswa untuk mengatasi segala hambatan dan kebiasaan buruk yang menjadi penyebab kesulitan belajar. Selain itu dengan diagnosis kesulitan belajar secara tidak langsung guru membantu siswa agar memiliki hubungan yang lebih harmonis dengan keluarga terutama dengan orantua siswa, yang diamana orangtua siswa menggap anaknya tidak mampu dan memiliki tingkah laku yang buruk tapi dengan diagnosis dan remedial orang tua siswa lebih mampu memahami anaknya dan turut serta membantu melaksanakan pemecahan masalah. Dan dari posisi guru, guru tidak akan merasa terbebani dengan adanya siswa yang tinggal kelas atau sebaliknya naik kelas namun kemampuan tidak sesuai dengan tingkat kelas hanya saja guru harus mencari pemecahan solusi dari masalah kesulitan belajar.

Selain itu dari beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait diagnosis kesulitan belajat dan pembelajaran remedial, diadapatkan hasil bahwa pembelajaran remedial sangat efektif untuk dijadikan sebagai sarana penigkatan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran remedial, terjadi perbaikan dalam segala hal seperti metode penyampaianmateri, alat dan sarana pembelajaran, lingkungan pembelajaran, serta segala sesuatu yang turut mempengaruhi proses belajar mengajar. Terlebih, pembelajaran remedial akan sangat berfungsi secara efektif apabila didasarkan pada pengetahuan akan karakteristik kesulitan belajar yang dialami siswa.
Menurut Karibasappa C.N, et. al (2008: 76) dalamIsti Rahayu (2006:260) menyatakan bahwa:
siswa dengan Matematical Disability (MD) setelah mendapatkan program pengajaran remidial mengalami kemajuan yang signifikan dalam pre-operational and operational domains kemampuan matematika.Dan menurut Sunandar dalam jurnal media penelitian pendidikan (2008 : vol 2), dinyatakan bahwa “Dari hasil tes setelah dilakukan pengajaran remedial menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa yang mengikuti pengajaran remedial meningkat hasilnya.Peningkatan hasil belajar mencapai 54,1 %. Pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran remedial, terdapat 25 orang (67,6%) yang mengalami ketidaktuntasan belajar. Sedangkan kondisi setelah diadakan pembelajaran remedial, jumlahmahasiswa yang mengalami ketidaktuntasan belajar berkurang menjadi 5 orang (13,5 %) dari jumlah seluruh mahasiswa.

Merujuk dari pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa diagnostik dan pembelajaran remedial dapat membantu meningkatakn mutu siswa dan guru karena merupakan pemecahan solusi dari masalah belajar dan pembelajaran sehingga dapat mencapai proses pembelajaran sesuasi dengan tujuan dan pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan kondusif.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Diagnostik kesulitan belajar adalah segala usaha yang dilakukan untuk memahami, dan menetapkan sifat kesulitan belajar, faktor- faktor yang menjadi penyebabnya serta mencari solusi dan cara menanggulanginya. Kesulitan belajar terbagi menjadi dua bagian yakni secara verbal (kemampuan berbahasa lisan, kemampuan membaca, kemampuan menulis, dan kemampuan matematika) dan nonverbal (kesulitan pemusatan perhatian, kesulitan mengingat, kesulitan berpikir, kesulitan bahasa, dan kesulitan presepsi serta perseptual motor). Langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar yaitu : Identifikasi Murid Yang Diduga Mengalami Kesulitan Belajar, Lokalisasi Jenis dan Sifat Kesulitannya, Jenis dan sifatnya, Perkiraan Kemungkinan Bantuan, Penetapan Kemungkinan Cara Mengatasinya, dan Tindak Lanjut.

Remedial Teaching adalah sebagai suatu bentuk pengajaran khusus, yang dtujukan untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Langkah-langkah penyusunan pengajaran remedial, yaitu : Tujuan Pembelajaran, Penentuan Pokok Bahasan/Bahan yang akan Diremedial, Cara Memberikan Perbaikan (Strategi), Waktu yang Digunakan untuk Melaksanakan Pengajaran, Tempat Pelaksanaan, Alat dan Media Pembelajaran, Evaluasi, Analisis

Sudah tugas guru harus dapat menditeksi kesulitan belajar siswanya, seorang guru hendaklah dapt menyusun tes diagnostik karena program remidial membutuhkan tes diagnostik yang terandalkan sehingga mampu menyusun program remidial yang sesuai dengan siswa yang menagalami kesulitan belajar.

3.2. Saran
......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................


DAFTAR PUSTAKA

Fakihuddin, L. 2007. Pengajaran Remidial dan Pengayaan. Malang: Bayumedia Publishing.
Isti Rahayu dan Sukarmin.2006 . Pengembangan Tes Diagnosis Kesulitan Belajar Sebagai Dasar Pelaksanaan Pembelajaran Remedial Fisika Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar. Diambil dari: https://media. neliti.com/media/publications/172606-ID-pengembangan-tes-diagnosis-kesulitan-bel.pdf
Jamaris, M. 2014. Kesulitan Belajar Prespektf, Asesmen, dan Penanggulangannya Bagi Anak Usia Dini dan Sekolah. Bogor : Ghalia Indonesia
Pusat Bahasa Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Read More