Artikel Tentang Pengertian dan Konsep Manajemen Pendidikan Islam

Artikel Tentang Pengertian dan Konsep Manajemen Pendidikan Islam
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Manajemen tak jarang diartikan menjadi ilmu, kiat & profesi. Luther  Gulick memandang manajemen menjadi ilmu lantaran manajemen dipandang menjadi suatu bidang pengetahuan yg secara sistematik berusaha tahu mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Sedangkan dari Folet melihatnya sebagai kiat karena manajemen mencapai target melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi sang keahlian  spesifik buat mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut sang suatu kode etik.

Meskipun cenderung menunjuk dalam suatu fokus tertentu, para pakar masih berbeda pandangan pada mendefenisikan manajemen & karena itu belum bisa diterima secara universal. Namun demikian terdapat mufakat bahwa manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu. Untuk memahami kata manajemen, pendekatan yg dipakai di sini adalah menurut pengalaman manajer.

Meskipun pendekatan ini memiliki keterbatasan, namun hingga sekarang belum terdapat perbaikan. Manajemen pada sini ditinjau menjadi suatu sistem yg setiap komponenya menampilkan sesuatu buat memenuhi kebutuhan. Manajemen adalah suatu proses sedangkan manajer dikaitkan menggunakan aspek organisasi (orang – struktur – tugas - tekhnologi) & bagaimana mengaitkan aspek yg satu dengan yang lain, serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan system.

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi utama yg ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu:
- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing)
- Pimpinan (leading)
- Pengawasan (Controling)

Manajemen acapkali diartikan menjadi proses perencanaan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi menggunakan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Pemikiran tentang manajemen bermula dalam tahun 5.000 SM  di Mesir. Pada masa itu orang memakai catatan tertulis buat perdagangan dan pemerintahan. Pada tiga.00 SM –tiga.00 M masyarakat Roma memanfaatkan komunikasi efektif dan pengendalian terpusat buat efektifitas dan efesiensi. Tahun 1500 M Machiaveli menciptakan panduan pemanfaatan kekuasaan. Tahun 1776 M Adam Smith menyatakan bahwa pembagian kerja titik kunci badan usaha.[9] Kemudian 1841-1925 Henry Fayol mengemukakan pentingnya administrasi. Menurut penulis manajemen biasa dikatakan sebagai ilmu apabila teori-teorinya sanggup menentukan manajer dengan memberi kejelasan bahwa apa yang wajib  dilakukan dalam situasi eksklusif & memungkinkan mereka meramalkan dampak-dampak menurut tindakan-tindakanya.

Menurut Mary Parker Follet manajemen sebagai seni buat melasanakan pekerjaan melalui orang-orang. Defenisi ini perlu menerima perhatian karena berdasarkan fenomena, manajemen mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Adapun interpretasi tentang pendidikan berbeda-beda dari para pakar. Perbedaannya tidak lain hanya terletak pada sudut pandang. Di antara mereka ada yang  mendefinisikan menggunakan mengkonotasikan dengan peristilahan bahasa, eksistensi, & hakekat kehidupan manusia pada dunia ini, & terdapat juga yg melihat dari segi proses kegiatan yang dilakukan dalam penyelenggarakan pendidikan. Namun seluruh pendapat itu bertemu pada pandangan bahwa pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan generasi muda buat menjalankan kehidupan & untuk memenuhi tujuan hayati secara efektif & efisien.

Oleh karena itu, pendidikan sahih-sahih merupakan latihan fisik, mental, dan moral bagi individu-individu agar mereka menjadi insan yg berbudaya. Sehingga mampu memenuhi tugasnya sebagai manusia dan menjadi masyarakat negara yg berguna. Inilah yang kelihatannya adalah pandangan yg kebanyakan dipegang sang para pakar pendidikan terkemuka sepanjang zaman. John Dewey, contohnya mengemukakan; bahwa pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan mendasar, secara intelektual dan emosional, ke arah alam sesama insan.

Adapun Mohammad Nasir menyatakan bahwa pendidikan merupakan bimbigan jasmani & rohani yg menuju pada kesempurnaan & kelengkapan arti humanisme menggunakan arti sesungguhnya. Pengertian tersebut hampir sama dengan pengertian yg dipublikasikan sang Ahmad D. Marimba, bahwa pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani & rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Dari beberapa pandangan ahli pendidikan pada atas, jelaslah bahwa pendidikan adalah suatu proses belajar danpenyesuaian individu-individu secara terus-menerus terhadap nilai-nilai budayadan harapan warga . Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen pendidikan Islam merupakan proses perencanaan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan pendidikan Islam menggunakan segala aspeknya supaya tujuan pendidikan  tercapai secara efektif & efisien

Tujuan utama manajemen pendidikan Menurut Shrode & Voich tujuan primer manajemen adalah produktifitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini nir tunggal bahkan jamak, misalnya peningkatan mutu pendidikan/lulusanya, laba/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan wilayah/ nasional tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan dari penataan & pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan & kelemahan, peluang & ancaman.

Apabila produktivitas merupakan tujuan maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Sutermeister membataskan produktivitas menjadi berukuran kuantitas dan kulaitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembangan bahan, teknologi, dan kinerja insan. Pengertian konsep produktivitas berkembang menurut pengertian teknis sampai dengan perilaku. Produktifitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan, efisiensi pada penggunaan asal daya. Sedangkan pada pengertian konduite, produktifitas adalah sikap mental yang senantiasa berusaha buat terus berkembang.

B. Konsep Manajemen Pendidikan Islam

Setiap jenis pengetahuan termasuk pengetahuan manajemen memiliki karakteristik-ciri yang khusus tentang apa (ontologi), bagaimana (epistemology) & buat apa (aksiologi) pengetahuan manajemen tadi disusun. Ketiganya berkaitan satu sama lain (sistem). Berdasarkan landasan ontologi dan aksiologi itu, maka bagaimana membuatkan landasan epistemology yang sesuai. Persoalan primer yang dihadapi oleh setiap epistemology dalam dasarnya bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek ontologi & aksiologi. Dengan demikian pula halnya menggunakan perkara yg dihadapi epistimologi, yakni bagaimana menyusun pengetahuan yang benar buat menjadi perkara tentang dunia empiris yang akan digunakan menjadi indera buat meramalkan & mengendalikan insiden atau tanda-tanda yg muncul. Di pada pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat pengetahuan untuk berfikir efektif pada memecahkan kasus-perkara manajemen. Ini adalah hakikat manajemen menjadi suatu disiplin ilmu dalam mengatasi perkara organisasi dari pendekatan keilmuan. Bagi seorang manajer perlu pengetahuan tentang kebenaran manajemen, perkiraan yg sudah diakui, dan nilai-nilai yg telah ditentukan. Pada akhirnya seluruh itu akan memberikan kepuasan dalam melakukan pendekatan yg sistematik dalam peraktek manajerial.

Manajemen memiliki kiprah atau membantu mengungkapkan konduite organisasi yang berkaitan menggunakan motivasi, produktivitas, dan kepuasan. Karakteristik teori manajemen secara garis besar  dapat dinyatakan:

1. Mengacu dalam pengalaman empirik,
2. Adanya keterkaitan antara satu teori menggunakan teori lain
3. Mengakui kemungkinan adanya penolakan.

Di dalam proses manajemen digambarkan fungsi-fungsi manajemen secara umum yg ditampilkan ke dalam perangkat organisasi dan dimulai dikenal menjadi teori manajemen klasik. Menurut teori klasik pilar-pilar manajemen klasik terdiri berdasarkan 3 pilar yaitu: pembagian kerja, struktur, rentang supervisi. Tetapi poly pakar yang menyampaikan bahwa manajemen belum memiliki teori yang baku, namun sebagai pendekatan. Lantaran itu teori sering dikatakan sebagai pendekatan manajemen secara klasik, neoklasik & pendekatan terbaru. Salah satu teori klasik yang tergolong paling tua adalah manajemen ilmiah yg dipelopori oleh Henry Fayol. Tergolong dari teori klasik ini yaitu; mengenai studi ketika & gerak, administrasi, birokrasi. Sedangkan teori neoklasik tak jarang dikaitkan dengan pendekatan konduite, yaitu teori kebutuhan insan, teori kepribadian dan organisasi selanjutnya teori modern yaitu; pimpinan situasional, & hubungan bagian pada sistem dan lingkungan.

Manajemen mempunyai prinsip dasar dalam praktik pendidikan antara lain:
a. Menentukan cara/metode kerja
b. Pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya.
c. Pemilihan prosudur kerja.
d. Menentukan batas-baras tugas
e. Mempersiapkan dan membuat spesipikasi tugas
f.  Melakukan pendidikan dan latihan
g. Menentukan sistem yg membentuk

Semua itu dimaksudkan buat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktifitas pendidikan. Banyak sumber daya manajemen yang terlibat dalam organisasi atau forum-forum termasuk lembaga pendidikan, diantaranya: manusia, sarana dan prasarana, biaya , teknologi & warta. Tetapi demikian sumber daya yang paling penting pada pendidikan merupakan sumber daya manusia. Bagaimana manajer menyediakan tenaga, bakat kreativitas, dan semangatnya bagi organisasi. Karena tugas terpenting menurut seorang manajer merupakan menyeleksi, menempatkan, melatih & membuatkan sumberdaya insan. Persoalannya pengembagan sumber daya manusia mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas & pertumbuhan organisasi, kepuasan kerja, kekuatan & profesionalitas manajer.

Sumber daya manusia dari penulis terkandung aspek: kompetensi, keterampilan, kemampuan, sikap, konduite, motivasi, & komitmen. Dalam pendidikan, jenis sumber daya menurut ruang lingkup keterlibatannya ke pada penyelenggaraan pendidikan dikelompokkan kedalam SDM Pendidikan pada sekolah dan SDM pendidikan luar sekolah. Jika dilihat berdasarkan segi tugas pokoknya, dibedakan menurut tenaga teknis, tenaga administratif & energi penunjang. Selanjutnya pada PP 38/1992 tentang tenaga kependidikan ditegaskan pengelompokannya menjadi tenaga pendidik, (pembimbing, guru, pelatih), pengelolaan, pengawas, laporan, teknisi asal belajar, peneliti & penguji.

Persoalan pokok pada pelatihan tenaga kependidikan merupakan pelatihan etos kerja. Etos kerja merupakan sikap mentaluntuk menghasilkan produk kerja yang baik, bermutu tinggi baik barang maupunjasa. Etos kerja dipengaruhi sang perilaku, pandangan, cara-cara, dankebiasaan-norma kerja yg terdapat pada seorang, suatu grup atau bangsa. Pembinaan etos kerja ini merupakan bagian berdasarkan training tata nilai, dan pada global pendidikan kasus ini tidak relatif diperhatikan. Pada pengembangan mutu SDM ini yang paling banyak dilakukan pembinaan keterampilan buat melakukan sesuatu yang konkret misalnya keterampilan komputer, menjahit, akuntansi, & sebagainya. Akan tetapi menciptakan asa bagaimana melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sebaik-baiknya kurang diperhatikan. Tentunya hal ini bisa terwujud jika kemampuan membuat sesuatu yg bermutu itu ditunjang sang etos kerja, motivasi tinggi buat berprestasi. Bagaimana caranya memupuk etos kerja. Salah satu  usaha menggunakan menciptakan suasana kerja yg mengantarkan perilaku karyawan/ guru ke arah yg lebih produktif secara langsung mengganti perilaku, pandangan asa dan keterampilan/ keahlian yang lebih efektif yg kini   telah nir sesuai menggunakan tuntutan perkembangan zaman. Dan ini tantangan para manajer/pimpinan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khursyid Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, Terj., M. Hashem Bandung, 1958,
Arsyad,Azhar "Superioritas Konsep Pendidikan Islam: fungsi dan peranan IAIN." Makalah Seminar Sehari Dewan Eksekutif Mahasiswa DEMA)", Makassar: IAIN Alauddin , 2003
Darajat, Zakia Pendidikan Islam pada Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur'an & Terjemahannya, (Jakarta: CV. Toha Putera, 1989), h. 15
Fattah, Nanang Landasan Manajemen Pendidikan, Cet. V; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Folet, Managerial Proses and Organisational Behavior Glenview: Scott, ttp
Getteng, Abd. Rahman. Tantangan Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Teknologi dan Globalisasi, pada  lentera edisi Perdana Ujung Pandang, Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar
Gulick , Luther Dictionary of Education New York: McGraw-Hill Book Company, t.Tp
Mapaganro Makalah Seminar Regional Badan Eksekutif Mahasiswa Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar dengan tema Prospek & Tantangan pendidikan Islam pada Konteks Ke-Indonesiaan,  Gedung Serba Guna: 5 Peb 2002 
Muhammad Natsir, Capita Selekta, Bandung : Gravenhage, 1954
Smith, Adan Management System Analysis and Aplication (Cet. I; Japan: Holt Saunders International, 1982
William, Shrode A. Organization and Management Basic  Syestem Comcepts, Malaysia: Irwin Book, t.Tp

Terimakasih telah membaca artikel berjudul Manajemen Pendidikan Islam

Subscribe to receive free email updates: